Judul : Menentukan 1 Syawal dengan Linux
link : Menentukan 1 Syawal dengan Linux
Menentukan 1 Syawal dengan Linux
Beberapa hari yang lalu saya terima sms dari seorang teman,yang menanyakan cara menghitung jatuhnya 1 Syawal dengan
software komputer bersistem operasi Linux.
Saya sarankan teman itu menggunakan kstars.
Berikut ini petunjuk sederhana Rukyatul Hilal dengan KStars.
(Saya yang masih minim ilmu tentang ini, mohon koreksi jika ada salah).
Cara menginstal kstars:
Mandriva:
# urpmi kstars
Ubuntu atau Debian dan turunannya:
# apt-get install kstars
Fedora atau turunannya:
# yum install kstars
KStars merupakan program yang sangat bagus di Linux, tidak hanya untuk
pendidikan, tapi juga untuk pemerintahan, keagaman, dan masyarakat
luas. KStars disebut juga Desktop Planetarium, artinya alat untuk
mengamati benda-benda di langit atau planet-planet, dalam bentuk
program di komputer desktop. Kita dapat menentukan dengan tepat letak
sebuah planet atau bintang, jam berapa bintang itu terbit dan
tenggelam dilihat dari bumi, dan sebagainya.
Kstars membuat simulasi antariksa di waktu malam yang berisi banyak
bintang, konstelasi, kumpulan atau kluster bintang, nebula, galaksi,
semua planet, matahari, bulan, komet, dan asteroid. Kita dapat melihat
angkasa dari mana saja di muka bumi dan di waktu kapan pun.
Tampilan Kstars sangat menarik dan menyenangkan. Kita dapat
mengecilkan atau membesarkan setiap benda di langit cukup dengan
mouse. Kita juga mudah mengidentifikasi benda dan mengikuti
peredarannya di langit. Kita juga dapat menentukan awal bulan
Qomariyah atau Hijriyah di seluruh wilayah dunia. Sebagai contoh,
berikut ini kita ingin menentukan 1 Syawal 1428 H bertepatan dengan
tanggal berapa pada tahun ini, 12 atau 13 Oktober 2007?
1. Jalankan kstars dari menu (ini contoh di desktop GNOME Linux Ubuntu
dan turunannya): Applications | Education | KStars. Kita akan melihat
Kstars dengan waktu yang sesuai dengan waktu komputer. Kstars juga
menampilkan petunjuk penggunaan yang berjudul Tip of the Day.
2. Tentukan tempat yang akan kita gunakan sebagai acuan. Klik Setting
| Set geographic location. Misalnya kita pilih daerah Jakarta, Indonesia.
3. Tentukan waktu yang akan kita teliti, dengan klik Time | Set time.
Kita lihat status pada tanggal 12 Oktober 2007 sore menjelang malam
sebelum 13 Oktober 2007, pada waktu mendekati matahari terbenam di
Jakarta, misalnya pukul 17.00.
4. Cari posisi matahari pada hari dan jam di atas. Klik Pointing |
Find Object, atau Ctrl-F, lalu ketikkan sun (matahari).
5. Klik kanan pada sun atau matahari. Ternyata matahari pada saat itu
akan terbenam (Set time) pada pukul 17.46.
6. Kita mencari bulan (Moon) dengan cara yang sama ketika mencari
matahari, Pointing | Find Object, lalu ketikkan moon. Ternyata bulan
pada saat itu telah jauh di atas ufuk atau horison. Bulan baru akan
tenggelam pukul 18.32. Dengan pemahaman bahwa awal bulan artinya
bulan "kelihatan" (berada di atas ufuk) pada saat matahari
terbenam, maka hari esoknya (13 Oktober 2007) sudah pasti bulan
Syawal, karena ketinggian bulan telah mencapai sekitar 9 derajat.
Mayoritas ulama sepakat bahwa bulan dapat terlihat dengan mata jika ketinggiannya telah mencapai 9 derajat. Derajat adalah ukuran sudut pandang benda di langit yang menunjukkan ketinggian benda itu dari garis horisontal atau ufuk barat. Benda di langit persis di atas kita memiliki ketinggian 90 derajat.
Di bawah ini tampilan bulan (benda bulat hitam di atas) saat matahari akan terbenam (benda bulat kuning di bawah) dilihat dari Jakarta pada 12 Oktober 2007 pukul 17.44 WIB.
Sampai di sini kita belum bisa memastikan tanggal 13 Oktober itu bertepatan dengan tanggal 1 Syawal atau 2 Syawal?
7. Kita coba memundurkan waktu ke tanggal 11 Oktober 2007. Kita cari
matahari, dan terlihat bahwa saat itu matahari terbenam pukul 17.46.
Lalu kita cari bulan, yang terlihat akan terbenam pukul 17.48. Ini juga
berarti hari esoknya, 12 Oktober 2007, sudah masuk bulan Syawal
(menurut sebagian ulama).
Ini tampilan bulan pada 11 Oktober 2007 pukul 17.44 WIB saat matahari akan terbenam dilihat dari Jakarta.
8. Ada banyak pendapat tentang Hilal atau bulan sabit, sehingga (sebagian dari) kita belum memastikan apakah tanggal 12 Oktober itu sudah tanggal 1 Syawal. Misalnya,
sebagian besar ulama Arab Saudi berpendapat bahwa kalau bulan dan
matahari telah bertemu (ijtimak) sebelum terbenam, berarti besoknya
tanggal 1 (12 Oktober 2007). Sebagian ulama Indonesia berpendapat bahwa ketinggian bulan minimal 2 derajat. Sedangkan bagi ulama yang berpendapat bahwa mata harus dapat melihat bulan sabit, maka minimal ketinggian bulan 6 derajat, bahkan ada yang mensyaratkan minimal 8 derajat.
9. Untuk mengetahui ketinggian bulan pada saat matahari terbenam, kita
atur waktu menjadi tepat pukul 17.46, saat matahari tenggelam. Klik
kanan gambar bulan lalu pilih Details. Pada kstars akan terlihat bahwa
bulan berada pada ketinggian sekitar 0 derajat. Artinya, untuk Jakarta
dan sekitarnya, dengan mata telanjang tidak mungkin melihat bulan.
Namun dengan bantuan komputer bulan bisa “terlihat” sehingga
Muhammadiyah memutuskan 1 Syawal 1428 H jatuh pada 12 Oktober
2007. Organisasi Islam lainnya, misalnya Persis, tidak sependapat
dengan Muhammadiyah, karena masih ada daerah lain di Indonesia
(misalnya Papua) yang belum masuk ke tanggal 1 Syawal pada 12 Oktober itu.
10. Sebaliknya, bagi yang berpendapat ketinggian bulan minimal 2 derajat,
atau lebih tinggi lagi, akan memutuskan bahwa pada 12 Oktober 2007
di wilayah Jakarta dan seluruh wilayah Indonesia belum masuk tanggal
1 Syawal 1428H, karena posisi bulan pada saat matahari terbenam
pada 11 Oktober 2007 di seluruh wilayah Indonesia
masih di bawah 2 derajat. Bahkan di Indonesia bagian timur dan tengah utara seperti
Kalimantan Timur, Maluku, dan Papua, bulan sudah lebih dulu
terbenam sebelum matahari terbenam (ketinggian bulan masih minus atau di bawah ufuk barat).
Mana yang Anda pilih? Silakan putuskan sendiri-sendiri atau tanya ahlinya.
Jika Anda memilih Jumat 12 Oktober 2007 sebagai 1 Syawal,
tapi pada hari itu tidak ada teman sholat Idul Fithri, maka Anda dapat mengikuti pendapat bahwa hari itu Anda tidak berpuasa, meskipun Anda sholat Idul Fithri hari esoknya (Sabtu, 13 Oktober 2007).
Itu semua merupakan ijtihad, atau usaha maksimum manusia memahami agama dan alam semesta. Yang benar dapat nilai 2, yang salah dapat nilai 1. Hanya Allah yang Maha Tahu dan hanya Allah yang Maha Benar.
Demikianlah Artikel Menentukan 1 Syawal dengan Linux
Sekianlah artikel Menentukan 1 Syawal dengan Linux kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Menentukan 1 Syawal dengan Linux dengan alamat link https://ringstent.blogspot.com/2007/10/menentukan-1-syawal-dengan-linux.html
0 Response to "Menentukan 1 Syawal dengan Linux"
Post a Comment